Menikmati seni dapat dilakukan dengan banyak cara. Selasar Sunaryo Art
Space namanya, bertempat di Jl. Bukit Pakar Timur No.100. Tempat ini diambil
dari nama seorang seniman bernama Bapak Sunaryo dan didirikan pada 5 September
1998. Kebetulan tempat ini tidak terlalu jauh dari tempat ku menginap di
seberang terminal Dago.
Tak sampai setengah jam, aku pun sampai di Selasar Sunaryo. Siang itu tidak
terlalu panas tapi lumayan berangin, terasa sekali angin berhembus kencang dan
cukup sejuk. Tidak mengherankan karena tempat ini berada di kawasan perbukitan
Dago Pakar. Suasananya cukup tenang dan asri. Waktu itu begitu sampai tempat
ini dan keasyikan untuk memotret, tanpa sadar pihak sekuriti menegurku dengan
sopan. Jadi untuk masuk ke tempat ini, kita tidak diperbolehkan untuk
menggambil gambar di area galeri seninya kecuali dengan ijin tertentu. Ruangan
yang diperbolehkan mengambil gambar hanya sampai kopi selasar, selain itu tidak
diperbolehkan. Keinginan untuk mengabadikan setiap ruangan di tempat ini pun aku
urungkan.
Menuju ke dalam galeri, kita akan disambut oleh beberapa karya bapak
Sunaryo pada ruangan paling depan. Ruangan ini di dominasi oleh warna tembok
serba putih dan berdinding kaca. Beberapa karya bapak Sunaryo pun bertengger
dengan cantik di ruangan utama tersebut. Aku yang awam soal seni, cukup lama
berada di ruangan ini karena menurutku lukisan nya cukup membuatku tertarik dan
unik. Selain itu ada ruangan B yang memasang beberapa karya seni batu dari
Bapak Sunaryo sendiri. Lanjut ke ruangan Bale Tonggoh. Disini sedang diadakan
pameran bersama karya-karya dari RE Hartanto dan Aminudin Siregar. Deretan
karya-karya kedua seniman ini yang kebanyakan mengangkat berbagai macam
ekspresi manusia-manusia pun terpajang dengan manis di Bale Tonggoh.
Agak sedikit berjalan ke bawah dari galeri, kita akan menemukan kopi
selasar. Ini salah satu tempat favoritku. Disini kita dapat menikmati berbagai
jenis makanan dan minuman. Tempat nya cukup nyaman untuk sekedar menikmati
kopi, membaca atau bengcengkrama dengan teman. Ada dua pohon rimbun yang berada
dalam kafe selasar yang menambah keasrian salah satu spot di galeri ini.
Suara
gemericik air kolam persis di depan tempat dudukku menambah damai tempat ini,
belum suara instrumen musik yang dipasang di tengah semilir nya angin kawasan
atas Dago. Ada beberapa gambar seniman-seniman Indonesia yang terpajang di
bagian atas serta beberapa lukisan yang terpampang manis di sudut-sudut kopi
selasar. Waktu itu karena aku sendiri belum mengisi perut sedari pagi, aku
memilih menu seharga 66 ribu untuk sandwich dan kopi selasar.
Oia..tepat di bawah kopi selasar, terdapat amphitheater mini yang digunakan
untuk pertunjukan-pertunjukan seni. Amphitheater outdoor ini bisa menampung sekitar
200 penonton. Di Selasar Sunaryo juga di sediakan tempat penjualan suvenir bagi
pengunjung, cinderamata selasar yang berada tepat di samping kopi selasar.
Disini dijual berbagai suvenir khas Selasar Sunaryo seperti: kaos, tas, dompet
serta buku-buku seni. Mungkin harus agak sedikit bersabar untuk menuju tempat ini kalau tidak membawa kendaraan pribadi karena angkutan umum terbilang jarang. Tapi kalau tetap menggunakan angkutan umum, kita bisa naik angkutan dari terminal Dago jurusan ciburial begitupun untuk pulang nya dengan tarif 2 ribu rupiah. Pilihan lain kita bisa menggunakan ojek dengan tarif 10ribu.
Komentar
Posting Komentar