Langsung ke konten utama

Penginapan "Woman Only" di Bandung


Bandung..kota dengan banyak pesona. Dari alam, kuliner, sejarah, sampai wisata belanja nya. Satu hari tidak akan cukup untuk menjelajah kota dengan julukan “Paris Van Java” ini. Beberapa waktu yang lalu, saya traveling sendiri ke kota ini dan satu hal yang membuat bingung pas awal keberangkatan yaitu mencari tempat menginap yang tentunya terjangkau. Beruntung dari informasi seorang teman, saya pun menemukan penginapan yang cocok buat solo traveler perempuan seperti saya karena penginapan ini “woman only”. Nama penginapan nya Dago Inn. Penginapan milik Teh Yasmin ini terletak di Jalan Ir. H. Djuanda No. 427 atau mudahnya di seberang Terminal Dago masuk ke dalam gang jadi lumayan strategis. Dan satu lagi, tarif menginapnya cukup terjangkau untuk kaum traveler yang dipatok dengan harga Rp 60.000 per malam. Booking jauh-jauh hari menjadi pilihan yang tepat karena ketersediaan kamar di tempat ini terbatas. 





foto : Dago Inn

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senja Di Namsan

Hari pertama di Seoul, belum sampai setengah hari. Dan sore   itu kami bergegas menuju Namsan Tower. Tak pernah terpikirkan bahwa Korea Selatan menjadi negara kesekian yang berhasil aku kunjungi. Cuaca begitu dinginnya dan ini merupakan pengalaman pertamaku merasakan kejamnya musim dingin di negara yang terkenal dengan industri K-Pop nya ini. Menikmati Namsan juga bukan perkara mudah, kita diharuskan menggunakan kereta gantung menuju menara utama. Tidak untuk yang takut ketinggian, karena kereta gantung di Namsan bisa terbilang cukup tinggi. Bagaimana tidak menara utamanya terletak di atas perbukitan. Kami sampai di ujung bukit, tepat saat senja. Sungguh landscape yang cukup cantik. Sore itu cuaca sungguh dingin buatku, tapi di sisi lain langit begitu cantiknya. Banyak sekali orang disini, sebagian besar berpasangan. Melihat mereka sungguh membuatku haru. Ada banyak bahagia yang bisa kita lihat di wajah mereka, itulah mengapa gembok-gembok cinta dibuat disini. Aku tert...

Tepi Campuhan

     *dua mingguan sebelum Bali,badan drop,gejala typhus* “Jadi ..Ma..kamu jadi ke Ubud, ngapain?” “Aku mau tracking di Campuhan” “ye..udah gitu doank..kamu jauh-jauh ke Ubud cuma mau tracking di Campuhan..emang di Jawa gak ada tempat buat tracking ?” “ya..gak tau ya..aku tujuan utama si itu..you know it’s like falling in love at first sight, aku harus kesana” jawabku lempeng “hmmm…” temanku sedikit menggugam       *dia, partner traveling (whatsaap)* “Ndo, gimana kondisimu?baikan belum?” “udah ke dokter, disuruh bed rest…harus sembuh, terlanjur beli tiket hehehe” “Bali jangan dipikirin dulu..cepet sembuh,bed rest…hug..hug..hug” “…… …… …… ……. …… ……. …… ……. ……… ……….” lelap *malam sebelum Bali* “everything is fine..everything in control..enjoy the journey..gak ada yang tertinggal…gak ada” menggumam *********************************************** *Bali hari terakhir* Hari terakhir di Bali, kami habi...

Satu Kata

Kuletakkan telepon seluler diatas meja. Tidak berapa lama setelah pacarku menelepon, ada panggilan telepon dari nomor yang tak kukenal. Aku amati sebentar nomor tersebut, sampai aku putuskan untuk menerima panggilan tersebut. Saat itu tahun 2014.  Suara laki-laki, tak asing dan sudah lama tak kudengar. Aku bertanya untuk memastikan, mengingat nomor tersebut tidak tersimpan. Dia pun menjawab, dan dugaanku benar. Suara itu memang dia. Laki-laki yang pernah kukenal, laki-laki yang pernah mengisi hatiku tiga tahun sebelumnya. Ingatanku kembali ke masa tiga tahun sebelumnya. Di sepanjang jalan Malioboro, kami bergandengan tangan menikmati riuhnya malam di Yogyakarta. Lamunanku berkutat pada tahun-tahun tersebut. Dia pernah ada disana, dihatiku meski tak lama.   Setelah tiga tahun, dia kembali. Lamunanku terhenti saat dia menanyakan kabar, menanyakan pacarku, apakah aku bahagia sekarang. Aku jawab sekenanya karena diantara perasaan bingung, jujur aku pun tak tahu harus...