Langsung ke konten utama

"Traveling without moving" ala Kedai Kopi Mata Angin


Kedai Kopi Mata Angin yang berada di jalan Laswi no.19A Bandung ini akan mengajak Anda berpetualang ke banyak tempat indah di dunia. Siang itu Teh Uta dengan ramah mempersilahkan masuk ke kedai, padahal saat itu dia bahkan belum membukanya.




“tadi aku liat kok di depan ada cewe bawa-bawa keril,kupikir pasti mau masuk kesini jadi ya dibuka aja” sapa Teh Uta
“iya nie Teh, kupikir jam segini udah buka Teh tapi pas nyampe di depan..eh ternyata masih tutup. Mau nekad masuk, gak berani Teh” jawabku santai.
“iya sie emang harusnya udah buka jam segini mah, cuma lagi gak ada pegawai..biasa, pada gak masuk. Lagi pada jenuh mungkin” tambah nya
“oo..gitu”
“eh..irma. ya udah enjoy ya disini..mau ke belakang dulu, maklum pegawai lagi pada gak berangkat jadi ya gitu, double job hehe..eh iya temen-temen mu mana nie atau sendirian” sahut Teh Uta terkekeh
“iya Teh..santai aja kok paling bentar lagi temen-temenku sampai” jawabku.

Sembari menunggu dua orang teman, saya memilih untuk membaca buku-buku dan majalah yang memang disediakan bagi pengunjung. Buku-buku dan majalah tersebut tentu saja tidak jauh dari buku atau majalah seputar dunia petualangan dan traveling. Tepat di sebelah kanan saya duduk, terdapat rak buku lengkap dengan gazebo kecil untuk membaca. Koleksi buku dan majalah di tempat ini lumayan lengkap jadi memudahkan pengunjung untuk memilih buku/majalah yang diinginkan.


Secara keseluruhan Kedai Kopi Mata Angin ini mungkin tidak terlalu luas. Memasuki kedai kopi yang satu ini, anda akan berasa dibawa ke dalam sebuah petualangan ke tempat yang mungkin tidak pernah anda bayangkan sebelumnya. Bagaimana tidak?kita akan diperlihatkan banyak foto-foto bertema gunung, laut, dan hutan. Semua bertengger manis di setiap bagian dinding dari kedai. 

Ada juga sebuah papan yang saya menyebutnya sebagai “board of dreams (papan mimpi-mimpi)”, kenapa? Karena di papan ini, pengunjung bisa menulis apa saja keinginan traveling atau cita-cita yang mereka idamkan. Tak heran dari awal saya datang, papan yang terletak di dinding bagian tengah diantara meja-meja kayu itu sangat menyita perhatian.



Sedang asyik-asyiknya membaca majalah, dua orang temanku pun datang. Karena waktunya makan siang dan perut yang sudah keroncongan, kami pun memesan makanan. Nah, di kedai ini pilihan menu nya lumayan banyak dan nama menunya pun unik-unik. Karena sedari pagi perut belum sempat terisi, saya pilih menu yang sedikit berat. Nama menu nya juga pasti bikin penasaran dan ingin mencoba. Nasi goreng ini namanya Nasi Goreng Merapi. Soal rasa gimana? Jangan ditanya pedasnya! Makanan ini cukup untuk membuat anda berkeringat saking pedas nya. Dari tampilan cukup menarik, dibuat menyerupai bentuk gunung..tinggi mengerucut. Baru setelah saya tau didalam nya ternyata terdapat taburan cabe rawit hijau, saya tak heran kenapa makanan ini dinamai dengan Nasi Goreng Merapi.


Gak afdol rasanya kalau ke kedai kopi tanpa mencoba menu kopi nya. Sebenarnya agak gak nyambung dengan menu “berat” sebelummya tapi tidak mau kehilangan kesempatan, saya pun kembali asyik memilih menu. Mata saya tertuju pada satu minuman kopi dingin, namanya unik “Ice Coffee Peak Kilimanjaro”. Kopi dingin ini yang bertabur biji kopi sangrai dan cream diatasnya ini secara penampilan sangat enak untuk dilihat dan rasanya?Tentu saja akan membuat Anda ketagihan. 



Well, secara keseluruhan, tempat ini recommended buat yang suka berpetualang, traveling atau sekadar ingin mencoba tempat kuliner unik karena selain makanan dan minuman yang enak, disini juga kita bisa menambah wawasan tentang isi dunia.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hi Lawu Hi!

Gunung Lawu yang mempunyai  ketinggian 3265 MDPL ini berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur,yaitu di kawasan Karang anyar (Wonogiri-Jateng) dan Magetan (Jawa Timur). Sore hari yang cerah menemani perjalanan ke basecamp Lawu yang berjarak sekitar 2 jam an dari tempat saya dan teman-teman berkumpul. Kabut tebal menyambut hangat saat kami baru sampai di base camp. Suasana di sekitar base camp Cemoro Sewu saat itu terbilang ramai. Banyak muda-mudi yang melewatkan sorenya untuk sekedar berkumpul di area tersebut, tak heran karena mungkin persis di depan base camp merupakan jalur perbatasan antar propinsi. Saya dan beberapa teman memilih untuk nongkrong di warung kopi sembari menunggu teman-teman yang masih dalam perjalanan menuju base camp. Sebelummnya karena kami sampai terlalu sore, maka pendakian diputuskan untuk dimulai setelah waktu maghrib. Cuaca cerah namun berkabut menemani pendakian kami malam itu. Sekitar pukul 7 dan dimulai dengan doa bersama, kami mulai m

Tepi Campuhan

     *dua mingguan sebelum Bali,badan drop,gejala typhus* “Jadi ..Ma..kamu jadi ke Ubud, ngapain?” “Aku mau tracking di Campuhan” “ye..udah gitu doank..kamu jauh-jauh ke Ubud cuma mau tracking di Campuhan..emang di Jawa gak ada tempat buat tracking ?” “ya..gak tau ya..aku tujuan utama si itu..you know it’s like falling in love at first sight, aku harus kesana” jawabku lempeng “hmmm…” temanku sedikit menggugam       *dia, partner traveling (whatsaap)* “Ndo, gimana kondisimu?baikan belum?” “udah ke dokter, disuruh bed rest…harus sembuh, terlanjur beli tiket hehehe” “Bali jangan dipikirin dulu..cepet sembuh,bed rest…hug..hug..hug” “…… …… …… ……. …… ……. …… ……. ……… ……….” lelap *malam sebelum Bali* “everything is fine..everything in control..enjoy the journey..gak ada yang tertinggal…gak ada” menggumam *********************************************** *Bali hari terakhir* Hari terakhir di Bali, kami habiskan dengan menikmati Ubud saja, hanya Ubud.

Senja Di Namsan

Hari pertama di Seoul, belum sampai setengah hari. Dan sore   itu kami bergegas menuju Namsan Tower. Tak pernah terpikirkan bahwa Korea Selatan menjadi negara kesekian yang berhasil aku kunjungi. Cuaca begitu dinginnya dan ini merupakan pengalaman pertamaku merasakan kejamnya musim dingin di negara yang terkenal dengan industri K-Pop nya ini. Menikmati Namsan juga bukan perkara mudah, kita diharuskan menggunakan kereta gantung menuju menara utama. Tidak untuk yang takut ketinggian, karena kereta gantung di Namsan bisa terbilang cukup tinggi. Bagaimana tidak menara utamanya terletak di atas perbukitan. Kami sampai di ujung bukit, tepat saat senja. Sungguh landscape yang cukup cantik. Sore itu cuaca sungguh dingin buatku, tapi di sisi lain langit begitu cantiknya. Banyak sekali orang disini, sebagian besar berpasangan. Melihat mereka sungguh membuatku haru. Ada banyak bahagia yang bisa kita lihat di wajah mereka, itulah mengapa gembok-gembok cinta dibuat disini. Aku tertegun