"kalau pun saat itu aku tidak pernah memutuskan untuk berjalan lebih jauh dari yang aku bisa, mungkin aku tak pernah tahu ada tempat seindah ini di negeriku sendiri" |
I am so in love with traveling!! Itu yang aku rasa meski
gak ada waktu kadang karena aku karyawan 6 hari kerja, meski hanya pergi 1
bulan sekali, meski belum bisa ke luar negeri dan meski-meski yang lain.
Traveling itu sarana belajar buatku pribadi, kayak buku. Bukan dari banyaknya
jarak yang ditempuh,tapi bagaimana dan apa yang bisa kita peroleh. Buatku,
pergi ke kedai kopi dekat rumah pun bisa jadi jalan-jalan yang asyik, ketemu
orang baru misalnya. Kalau bisa lebih jauh dari sekedar tempat ngopi dekat rumah
itu berarti anugrah. Berjalan lebih jauh membuat kita seperti menemukan dunia
baru, pengalaman baru, pembelajaran, pengetahuan dan penemuan.
“jadi, selamat Irma..akhirnya
selesai juga..rencana nya abis ini mau ngapain”
“mau..hmm..mau backpackeran
Pak” (lirih dan ragu)
Aku masih ingat waktu itu. Saat dinyatakan sebagai
seorang sarjana, hal pertama yang dosen ku katakan. Agak ragu untuk menjawab
tapi dalam hati aku yakin suatu hari I just will do it…backpacking.
Hari ini aku bersyukur setidaknya bisa mengunjungi
beberapa tempat indah di negeri ini, meski mimpi besar itu belum bisa aku
wujudkan. Sebuah perjalanan yang aku tau merupakan hal yang membuatku untuk
terus bergerak dan belajar. Ada banyak orang yang hanya bisa memutuskan tinggal
di rumah, mempunyai keluarga, bekerja dan hal lain-lain itu but I won’t.
Aku gak mau selamanya seperti itu, aku ingin meski hanya
sekali dalam hidup ku aku berada di jalanan. Aku mengerti sekali memutuskan
untuk berada di luar rumah adalah keputusan yang perlu banyak pertimbangan,
mengingat dunia backpacking sangat awam untuk masyarakat kita. Yang terberat
adalah aku cuma seorang perempuan yang tinggal di kota kecil yang punya
cita-cita dan mimpi besar bisa bepergian sejauh mungkin dari rumah.
Perempuan dengan bawaan ransel yang segitu besar di
punggung nya dan traveling sendirian itu jelas sekali bukan hal yang biasa
dilakukan oleh kebanyakan orang disini. Tak jarang aku menerima banyak
pandangan “tak wajar” di beberapa tempat umum yang aku lewati sepanjang jalan,
tak jarang juga mereka mempertanyakan nya padaku. Pertanyaan yang paling sering
aku terima adalah “mau kemana..kenapa sendirian..tidak takut” atau terkadang
penyataan seperti “banyak uang juga ya bisa jalan-jalan atau berani juga
jalan-jalan sendiri..perempuan lagi”.
Bukannya kesal karena terlalu sering mendengar
pertanyaan-pertanyaan seperti itu, buatku justru seperti “alarm”. Ya
alarm..alat pengingat untuk tetap waspada, karena kadang kita tak pernah tau
apa yang akan kita hadapi di jalan. Banyak duit bisa jalan-jalan??bisa juga iya
atau tidak. Buatku traveling bukan perkara banyak duit atau tidak, itu cara
berpikir aja sie. Cara yang paling sering aku lakuin adalah menyisihkan
beberapa rupiah dari uang gajian, mungkin klise tapi ya aku mending traveling
dari pada beli gadget mahal atau belanja baju baru misalnya.
Dan aku cukup beruntung mempunyai orang tua yang selalu
support, jadi all decisions are mine. Aku sangat ingat beberapa waktu lalu saat
meminta ijin untuk mendaki gunung Semeru, bagaimana ibuku tak henti-hentinya
menciumiku saat hendak berangkat. Beliau bahkan masih sempat untuk menelpon
saat aku persis berada di depan gerbang masuk pendakian Semeru. Tentu saja saat
itu tak sempat aku jawab karena jaringan telpon disana tidak memungkinkan untuk
melakukan panggilan. Doa..ya doa dari semua orang yang ada di rumah seperti
menjadi kekuatan untukku saat melakukan perjalanan, apalagi saat solo
traveling. Bagaimanapun atau kemanapun kita pergi, ke mereka lah kita akan
selalu pulang. Thanks God!
Komentar
Posting Komentar