Langsung ke konten utama

Cerita Indah dari Sang Legenda Mahameru


Mahameru/Semeru. Satu kata ini, satu tempat ini. Terpikirkan di otak ku saja enggak, apalagi untuk menggapai puncak dewa tersebut. Tujuan besarku memang Semeru, hanya Ranu Kumbolo saja, aku udah sangat beruntung. Bulan Mei 2012, Rud Rud temanku memberi kabar bahwa gunung Semeru sudah dapat di daki. Berangkatlah kita! Nervous??? Of course!this is one of my biggest journey. Sangat aku persiapkan segala sesuatunya,termasuk resign?No, cuti Men!

 Purwokerto. Menunggu itu memang gak enak. Bus yang aku naiki baru berangkat ½ jam dari jadwal biasanya. Kali ini aku memutuskan untuk berangkat bareng dua temanku dari Solo, Victor dan Reza. Alasannya karena malas harus ke Malang sendiri cengo bego dengan jarak tempuh lebih dari 10 jam naek bus pula..big no!hehe…. Purwokerto-Solo itu 6 jam perjalanan, tau kalo aku harus hemat energi, gak banyak yang aku lakuin. Cape di kantor, aku memilih untuk tidur saja.

Tirtonadi, Solo. Yeayyyy! It is about 10 pm! Bus baru nyampe, dan aku dengan muka bantal ku (baca: ngantuk) turun untuk bertemu jagoan-jagoan Surakarta. Well, tak berapa lama kemudian Victor dan temannya yang kemudian aku tau dia bernama Lek Man datang. Asli guys!bagian ini aku skip ye, lupa dialog haha.  Reza datang beberapa saat kemudian dengan bawaan menyerupai kulkas seperti biasanya. Dan karena waktu, kami memutuskan untuk langsung berangkat. Gak ada yang banyak dilakukan, masing-masing sibuk dengan dunia nya (ntah juga dunia yg mana). Victor dengerin playlist nya, aku bengong, Reza kayaknya adem ayem tapi gak tau aslinya lagi ngapain, sedang Lek Man memilih untuk berpindah ke kursi bagian belakang. Uhhh..ini bakalan jadi perjalanan yg panjang. Nyampe di Jombang kami berganti bus menuju Malang.

Malang. Bus yang kami naiki akhirnya sampai di Malang. Sepanjang jalan cuma bisa bengong-bengong aja. Tujuan kami adalah pasar Tumpang, menuju kesana kami berempat harus berganti angkutan umum 2 kali (curiga kita kena tipu sopir waktu itu). Tak apa lah, yang penting kita nyampe Tumpang untuk bertemu dengan teman-teman yang lain. Tak berapa lama kemudian mereka yang sebagian AGJ (Anak Gunung Jakarta) muncul juga. Di pasar Tumpang, kami membeli beberapa keperluan logistik yang akan jadi penyambung hidup selama di Semeru. Nyokk berangkat nyokk..si jeep yang kami sewa meluncur ke Ranu Pane (desa terakhir di kaki gunung Semeru).

"my lovely team ini (ki-ka: Rud Rud, Victor, Reza, Khum, Bune, Indra, Titi, Iqbal, dan Frita)"


"sepanjang jalan ke Ranu Pane nie mata bakalan dimanjain sama pemandangan kayak gini"

Ranu Pane. Ahhhh..tempat ini aku tau cuma dari internet dan novel-novel and right now I am here!! Seruku dalam hati…girang!saatnya berfoto-foto ria hehe..*biasa anak muda *dikeplak kalender..setelah selesai beberes atau bahasa ajeeep-nya packing ulang, kami pun memulai perjuangan untuk mencari cinta..ehh..maksudnya memulai tracking panjangggg kaka!

"Ranu Pane"

Melelahkan..kata itu lah yang aku dengungkan di hati. Sudah hampir 5 jam jalan, Ranu Kumbolo (tempat kami ngecamp) tak kunjung terlihat..*iya lah gelap. Jalanku saja sudah sempoyongan ,beberapa kali terjatuh, mata ngeblur, keseul ma diri sendiri napa kaga nyampe-nyampe dah…”weits, ati-ati Ir!” seru Victor waktu itu karena beberapa kali terjatuh. Lepas Isya, kerlap-kerlip tenda pendaki sudah terlihat dari kejauhan yang berarti si surga cantik Ranu Kumbolo sudah dekat. Aku yang emang lelah super hanya bias merasakan dinginnya udara waktu itu. Lelah tapi takjub karena malam itu bintang bersinar di Ranu Kumbolo..banyak bintang di langit-Mu Tuhan. Sampai Ranu Kumbolo kami para ladies (Bune, Titi, Frita) memutuskan untuk langsung beristirahat karena lelah.

Ranu Kumbolo. Surga nan Cantik. Pagi hari. Pagi nan indah..waktu itu agak sedikit berkabut di Ranu Kumbolo. Tak apalah..hatiku girang!speechless..aku nyammpe tempat impianku..RANU KUMBOLO!!!. Cuma bengong di pinggiran danau tanpa sepatah kata pun dengan kopi yang dibikin ma Victor itu bikin aku hampir mewek. Narsis dan berfoto ria adalah hal yang sangat umum dilakukan saat berada di tempat yang indah macam ini Bung!kami??kami tak sedetik pun melewatkan moment-moment itu. Ranu Kumbolo itu cantik, dingin dan sempurna. Kita bisa melihat lansung sunrise yang akan muncul persis di tengah dua bukit di atas danau. Pemandangan itu persis kaya di wallpaper kompie kantor!!whoilaaaa…orgasmic picture in front my eyes!!! Matahari yang muncul akan terefleksi oleh air danau di bawah nya. Cantik!.

"An Orgasmic Picture: Ranu Kumbolo in the morning"

Puas menikmati Ranu Kumbolo dan berfoto ria, kami berkemas untuk melanjutkan perjalanan menuju pos terakhir yaitu Kalimati. Yang menarik dari Ranu Kumbolo adalah mitos “tanjakan cinta” jadi apabila kita jalan menanjak tanpa berhenti, menengok ke belakang dan memikirkan seseorang yang kita sayang maka semua permintaan cinta apapun akan terkabul. Siapa yang aku pikirkan saat itu?hanya ada satu nama dan satu wajah…Amin.

"The Legend 'Tanjakan Cinta'

Perjalanan ke Kalimati merupakan perjalanan yang memanjakan mata. Dibalik sang legendaris tanjakan cinta, sebuah savanna nan cantik terbentang, Oro-oro Ombo.

Oro-oro Ombo, salah satu savanna terindah di Indonesia versi detik travel (penting). Savanna, bagian yang paling aku suka dari sebuah trip. Penggemar savanna ini ceritanya. Bebas…!! Itu yang aku rasakan di savanna sebesar ini. Oro-oro ombo memang ombo (besar), ada dua jalan yang bisa di lalui di oro-oro ombo. Kita bisa langsung jalan membelah savanna atau jalan setengah memutar. Bunga berwarna ungu tumbuh bebas diantara rumput Oro-oro ombo. Pemandangan kaya gini itu epic! Warna coklat semak berpadu dengan warna bunga liar ungu! Indah…seperti di novel A Little House on The Prairie.

"Oro-oro Ombo"

Kalimati. Sekitar 2 jam jalan kami sampai di tempat ngecamp terakhir sebelum summit, Kalimati. Disini, kami menghabiskan waktu dengan bercengkrama satu sama lain. Ada yang masak, ada yang nyasar, ada yang motret galau, ada yang pedekate ma bule…a lot!!haha..ngobrol merupakan kegiatan absurb karena obrolannya pun ngalor-ngidul, pokoknya inti nya menghabiskan waktu…*ehh.

"Senja nya Kalimati"

Arcopodo. Tanjakan Pasir. Jam 12 tengah malam, alarm berbunyi. Kali ini harus bangun, summit attack! Perjalanan yang mungkin gak bakalan aku lupain seumur hidup di mulai dari Kalimati. Sekitar 1 ½ jam melewati dinginnya hutan Arcopodo, kami sampai di vegetasi terakhir. Dari sini kami berjalan menanjak sampai puncak. Tracking lumayan berat karena tekstur pasir dan kerikil membuat kami harus memakai tracking pole, setidaknya tongkat ranting, bahkan merangkak. Berat, satu langkah maju kami berarti 2 langkah mundur. Putus asa, iya kami putus asa..lelah?pasti lelah. 1 jam, 2 jam, 3 jam kami lalui tracking melelahkan. Mau mundur dan menyerah?iya..tapi ada tekad yang entah dari mana, menuntun kita sedikit lagi ke puncak para dewa itu. Tanjakan pasir itu memecah tim kami. Beberapa dari kami, sudah sampai di puncak. Sedangkan aku bareng Victor, Reza, Bune, Frita dan Iqbal jauh tertinggal di belakang.

Puncak Para Dewa Mahameru. 18 Mei 2012 pukul 06.30. Kami summit!. Setelah perjuangan di tanjakan pasir, akhirnya atas izin-Nya kami muncak. Berat tapi terbayar. Speechless! Itu yang aku rasakan, crying without reason cuma terjadi sekali seumur hidupku dan itu di Puncak Mahameru. Ingat mamah yang mungkin gak ada berhenti berdoa buat putri nya ini. Cuma inget Mamah waktu di puncak. Betapa beliau sungguh percaya bahawa putrinya ini bisa berada di puncak paling tinggi tanah Jawa. Thanks Mom because your belief and support!!this biggest Mahameru is for you..

"On May 18,2012,this young lady made her dream came true"

Sesenggukan di samping tugu peringatan Soe Hok Gie itu rasanya gak bisa aku deskripsikan, rasanya melebihi rasa jatuh cinta (penulisnya emang lagi galau). Sang legenda Mahameru itu betapa indah nya!!. Sang legenda itu mengajarkan sebuah damai, kehangatan, keindahan tiada tara untuk kami. Sang legenda itu “Mahameru”.

"aku sie nyebut nya Altar Soe Hok Gie"

"Indonesia keren sekali dari atas sini, Kawan"

Fiuhhhh…finally,blog yang satu ini sebenernya aku dedikasikan untuk sahabat-sahabat ku. Sorry juga mungkin deskripsi nya agak berantakan, lupa lupa inget guys! Rud-rud, makasih Brohhh!ajakan ini, Mahameru ini gak akan aku lupa sampai kapan pun. Titi, Bune, Frita..aku kangen ngobrol ma kalian..gosip dalam tenda itu, pengen aku ulangi lagi hehe. Victor, Reza..Boiii!!kangen Boiii..ajak aku jalan-jalan donk..suatu hari ntah kapan aku pengen backpackeran bareng kalian. Indra, blog ini PR besar buatku Ndra..Ilmu ku berguna juga tapi sorry kaga ada cerita pribadi di sini..sorry ye, jadi kamu tetep harus balik ke sana buat tanya pada rumput yang bergoyang (ngerti kan maksudku). Iqbal, apa ya??haha…kamu salah satu cowo terseksi di tim (jujur)..next trip ye Boiii!. Khummm…..!!!! makasih udah ikut, makasih udah jadi model, makasih udah mampir ke rumah..makasih bikin aku pede karena setidaknya nilai geografi ku bakalan lebih yahud dari mu. Antoine, sekarang percaya kan kamu kalo Indonesia itu indahhh..tell it to your friends or anybody in France, let them know it. Last, terima kasih buat Mahameru yang indah ini kawan..*peluk semua.





Komentar

  1. Bener bener mi, selamat ya atas tulisan dan penggalan pengalaman diatas Mahameru, finally kamu nulis juga. N deskripsinya bagus, ga panjang lebar tapi jelas.
    Congrate!!!! Ayo tuangkan lagi cerita Indonesia-mu mi!!!! Cayoooo

    BalasHapus
  2. #ahinggg...iya master!!siappp...!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hi Lawu Hi!

Gunung Lawu yang mempunyai  ketinggian 3265 MDPL ini berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur,yaitu di kawasan Karang anyar (Wonogiri-Jateng) dan Magetan (Jawa Timur). Sore hari yang cerah menemani perjalanan ke basecamp Lawu yang berjarak sekitar 2 jam an dari tempat saya dan teman-teman berkumpul. Kabut tebal menyambut hangat saat kami baru sampai di base camp. Suasana di sekitar base camp Cemoro Sewu saat itu terbilang ramai. Banyak muda-mudi yang melewatkan sorenya untuk sekedar berkumpul di area tersebut, tak heran karena mungkin persis di depan base camp merupakan jalur perbatasan antar propinsi. Saya dan beberapa teman memilih untuk nongkrong di warung kopi sembari menunggu teman-teman yang masih dalam perjalanan menuju base camp. Sebelummnya karena kami sampai terlalu sore, maka pendakian diputuskan untuk dimulai setelah waktu maghrib. Cuaca cerah namun berkabut menemani pendakian kami malam itu. Sekitar pukul 7 dan dimulai dengan doa bersama, kami mulai m

Tepi Campuhan

     *dua mingguan sebelum Bali,badan drop,gejala typhus* “Jadi ..Ma..kamu jadi ke Ubud, ngapain?” “Aku mau tracking di Campuhan” “ye..udah gitu doank..kamu jauh-jauh ke Ubud cuma mau tracking di Campuhan..emang di Jawa gak ada tempat buat tracking ?” “ya..gak tau ya..aku tujuan utama si itu..you know it’s like falling in love at first sight, aku harus kesana” jawabku lempeng “hmmm…” temanku sedikit menggugam       *dia, partner traveling (whatsaap)* “Ndo, gimana kondisimu?baikan belum?” “udah ke dokter, disuruh bed rest…harus sembuh, terlanjur beli tiket hehehe” “Bali jangan dipikirin dulu..cepet sembuh,bed rest…hug..hug..hug” “…… …… …… ……. …… ……. …… ……. ……… ……….” lelap *malam sebelum Bali* “everything is fine..everything in control..enjoy the journey..gak ada yang tertinggal…gak ada” menggumam *********************************************** *Bali hari terakhir* Hari terakhir di Bali, kami habiskan dengan menikmati Ubud saja, hanya Ubud.

Senja Di Namsan

Hari pertama di Seoul, belum sampai setengah hari. Dan sore   itu kami bergegas menuju Namsan Tower. Tak pernah terpikirkan bahwa Korea Selatan menjadi negara kesekian yang berhasil aku kunjungi. Cuaca begitu dinginnya dan ini merupakan pengalaman pertamaku merasakan kejamnya musim dingin di negara yang terkenal dengan industri K-Pop nya ini. Menikmati Namsan juga bukan perkara mudah, kita diharuskan menggunakan kereta gantung menuju menara utama. Tidak untuk yang takut ketinggian, karena kereta gantung di Namsan bisa terbilang cukup tinggi. Bagaimana tidak menara utamanya terletak di atas perbukitan. Kami sampai di ujung bukit, tepat saat senja. Sungguh landscape yang cukup cantik. Sore itu cuaca sungguh dingin buatku, tapi di sisi lain langit begitu cantiknya. Banyak sekali orang disini, sebagian besar berpasangan. Melihat mereka sungguh membuatku haru. Ada banyak bahagia yang bisa kita lihat di wajah mereka, itulah mengapa gembok-gembok cinta dibuat disini. Aku tertegun