Langsung ke konten utama

Sedikit Tentang Arung Jeram (Rafting)


Sedikit menjauh dengan tulisan tentang gunung, malam ini aku lagi ingin sekali menulis tentang Arung Jeram atau Rafting. Rafting bahkan sudah aku lakukan jauh sebelum aku mulai sibuk dengan aktivitas hiking ku. Aku sendiri baru berkesempatan untuk berarung jeram sebanyak 2 kali, di sungai Serayu Banjarnegara dan Elo di Magelang. Kalau ada kesempatan, pengen banget nyobain Pekalen di Probolinggo dan satu lagi ada sungai di Bali tapi lupa namanya apa (maklum nonton bentar di tipi hehe).

Ok..mari kita mulai! Oia sebelummnya, tulisan ini memang aku ambil dari berbagai sumber untuk memperoleh deskripsi mengenai arung jeram. Jadi, Arung jeram itu adalah aktifitas pengarungan bagian alur sungai yang berjeram/riam, dengan menggunakan wahana tertentu. Pengertian wahana dalam pengarungan sungai berjeram / riam yaitu sarana / alat yang terdiri dari perahu karet, kayak, kano dan dayung. Tujuan berarung jeram bisa dilihat dari sisi olah raga, rekreasi dan ekspedisi.Jadi dengan demikian kita dapat definisikan bahwa olah raga Arung Jeram (White Water Rafting) merupakan olah raga mengarungi sungai berjeram, dengan menggunakan perahu karet, kayak, kano dan dayung dengan tujuan rekreasi atau ekspedisi.

Menurut American Whitewater Affiliation's (AWA), ada enam kelas sungai berdasarkan tingkat kesulitannya, hal ini dilihat dari besar kecilnya riam:

Level I itu Easy. Di level ini, aliran airnya cepat dengan riam kecil. Ada halangan di sana-sini, tapi pada prinsipnya mudah diarungi dengan sedikit latihan.

Level II, Novice. Ada sedikit riam dan lorong lebar lurus. Pada tempat-tempat tertentu diperlukan manuver, tapi riam kecil dan batuan mendongak akan dengan mudah dilalui oleh pendanyung.

Level III, Intermediate. Aliran dengan riam sedang dan tidak beraturan yang mungkin sulit untuk dihindari. Cipratan air yang terjadi bisa membanjiri perahu. Berhubung harus melakukan manuver yang rumit dalam arus yang deras, perlu pengendalian kapal oleh
pendayung mumpuni. Gelombang besar dan hempasan jeram bisa muncul, tetapi bisa dihindari.

Level IV, Advanced. Mempunyai riam sangat cepat dengan hole dan bebatuan. Diperlukan pengendalian khusus terutama dalam pusaran air. Manuver yang dilakukan sangat cepat dan penumpang harus siap di bawah tekanan.

Level V, Expert. Sungai ini memiliki riam panjang dan besar dengan gelombang serta hole yang tidak bisa dihindari. Sungai kelas ini sangat riskan untuk dibisniskan. Kalau pun boleh, perlengkapannya harus benar-benar aman bagi penumpangnya.

Level VI, Extreme (kelas tertinggi). Sangat berbahaya dan tim penyelamat harus siap siaga. Kelas ini hanya khusus bagi pengarung jeram yang benar-benar ahli.

Nah, itu dia sedikit deskripsi tentang Arung jeram yang iseng aku browsing dari beberapa sumber. Aku sendiri pertama kali nyoba arung jeram ya di Sungai Serayu atas ajakan teman. Sungai ini ada di level III dengan waktu tempuh seingetku sampai 3 jam. Lumayanlah buatku yang waktu itu bener-bener pertama rafting. Yang kedua, sungai Elo di Magelang. Kalo yang ini ada di level II kayaknya. Waktu itu karena mungkin debit air sedang sedikit jadi sungai ini tidak terlalu beriam. So, gak ada salahnya tu nyoba buat rafting lagi..next insyaallah Pekalen!hehe..

 "waktu nyobain Serayu (Banjarnegara)..first time!"

 "masih Serayu"

"dapet sertifikat ini di Serayu"

"Sungai Elo bareng Backpacker Jogja"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hi Lawu Hi!

Gunung Lawu yang mempunyai  ketinggian 3265 MDPL ini berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur,yaitu di kawasan Karang anyar (Wonogiri-Jateng) dan Magetan (Jawa Timur). Sore hari yang cerah menemani perjalanan ke basecamp Lawu yang berjarak sekitar 2 jam an dari tempat saya dan teman-teman berkumpul. Kabut tebal menyambut hangat saat kami baru sampai di base camp. Suasana di sekitar base camp Cemoro Sewu saat itu terbilang ramai. Banyak muda-mudi yang melewatkan sorenya untuk sekedar berkumpul di area tersebut, tak heran karena mungkin persis di depan base camp merupakan jalur perbatasan antar propinsi. Saya dan beberapa teman memilih untuk nongkrong di warung kopi sembari menunggu teman-teman yang masih dalam perjalanan menuju base camp. Sebelummnya karena kami sampai terlalu sore, maka pendakian diputuskan untuk dimulai setelah waktu maghrib. Cuaca cerah namun berkabut menemani pendakian kami malam itu. Sekitar pukul 7 dan dimulai dengan doa bersama, kami mulai m

Tepi Campuhan

     *dua mingguan sebelum Bali,badan drop,gejala typhus* “Jadi ..Ma..kamu jadi ke Ubud, ngapain?” “Aku mau tracking di Campuhan” “ye..udah gitu doank..kamu jauh-jauh ke Ubud cuma mau tracking di Campuhan..emang di Jawa gak ada tempat buat tracking ?” “ya..gak tau ya..aku tujuan utama si itu..you know it’s like falling in love at first sight, aku harus kesana” jawabku lempeng “hmmm…” temanku sedikit menggugam       *dia, partner traveling (whatsaap)* “Ndo, gimana kondisimu?baikan belum?” “udah ke dokter, disuruh bed rest…harus sembuh, terlanjur beli tiket hehehe” “Bali jangan dipikirin dulu..cepet sembuh,bed rest…hug..hug..hug” “…… …… …… ……. …… ……. …… ……. ……… ……….” lelap *malam sebelum Bali* “everything is fine..everything in control..enjoy the journey..gak ada yang tertinggal…gak ada” menggumam *********************************************** *Bali hari terakhir* Hari terakhir di Bali, kami habiskan dengan menikmati Ubud saja, hanya Ubud.

Senja Di Namsan

Hari pertama di Seoul, belum sampai setengah hari. Dan sore   itu kami bergegas menuju Namsan Tower. Tak pernah terpikirkan bahwa Korea Selatan menjadi negara kesekian yang berhasil aku kunjungi. Cuaca begitu dinginnya dan ini merupakan pengalaman pertamaku merasakan kejamnya musim dingin di negara yang terkenal dengan industri K-Pop nya ini. Menikmati Namsan juga bukan perkara mudah, kita diharuskan menggunakan kereta gantung menuju menara utama. Tidak untuk yang takut ketinggian, karena kereta gantung di Namsan bisa terbilang cukup tinggi. Bagaimana tidak menara utamanya terletak di atas perbukitan. Kami sampai di ujung bukit, tepat saat senja. Sungguh landscape yang cukup cantik. Sore itu cuaca sungguh dingin buatku, tapi di sisi lain langit begitu cantiknya. Banyak sekali orang disini, sebagian besar berpasangan. Melihat mereka sungguh membuatku haru. Ada banyak bahagia yang bisa kita lihat di wajah mereka, itulah mengapa gembok-gembok cinta dibuat disini. Aku tertegun