Langsung ke konten utama

Tentang Film..Perjalanan..dan Petualangan


Film adalah media dengar-pandang (audio visual) yang merupakan kolaborasi kreatif dari berbagai disiplin ilmu. Dalam film bisa terdapat ilmu fisika, kimia, biologi, sastra, antropologi, seni dan sebagainya. Makanya selama ini kita dapat menonton film dengan berbagai genre kan? Hehe..jadi intinya semua masalah hidup dan peristiwa bisa aja diangkat ke dalam layar dengan runtutan cerita yang menarik pastinya, termasuk cerita-cerita petualangan atau cerita perjalanan yang pastinya bisa fiktif atau non fiktif (ceritanya). Dan berikut review film-film tentang perjalanan/petualangan yang bisa aku bagi, tentunya yang sudah aku tonton. Kebanyakan produksi Hollywood memang dan komersil hehe..karena nontonnya sudah agak lama, detail film nya sedikt kurang bisa aku deskripsikan.

1.       Into The Wild (2007)

Yang ini nontonnya 2 tahun lalu. Ceritanya tentang pemuda yang memutuskan untuk backpackeran tanpa bawa uang sedikitpun dan identitas diri. Bahkan dia keluar dengan identitas yang baru. Film ini merupakan kisah nyata dari seorang backpacker Amerika bernama Christopher McCandless yang menghabiskan sisa hidupnya untuk menjelajah wilayah Amerika. Christopher sendiri akhirnya tewas di tengah perjalanannya. Into The Wild di release tahun 2007, disutradarai oleh aktor kawakan Sean Penn yang sekaligus sebagai produser untuk film dengan kisah dan gambar yang keren ini. Serta dibintangi oleh aktor Emile Hirsch sebagai tokoh utama.

2.       Before Sunrise (1995)

     
Film ini dibintangi oleh Ethan Hawke dan Julie Delpy. Ditulis dan disutradarai oleh Richard Linklater. Masuk dalam kategori romantic drama jekk! Kalo menurutku ceritanya adalah impian sebagian besar traveler-traveler nie. Iya lah..siapa yang gak mau ketemu pasangan di perjalanan yang pada akhirnya seseorang itu bisa nyambung dalam segala hal hehe..inti film nya itu. Jadi mereka ketemu di jalan, terlibat obrolan ngalor-ngidul..obrolan banyak hal dan mereka nyambung satu sama lain. Film yang bersetting dengan view kota Wina ini sudah jelas menampilkan kontur kota yang romantic. Ceritanya simple tapi dialog nya bisa aku bilang cerdas jadi gak bosen nontonnya. Kalo kata Cesare Pavese “Traveling is a brutality. It forces you to trust strangers and to lose sight of all that familiar comfort of home and friends. You are constantly off balance. Nothing is yours except the essential things-air, sleep, dreams, the sea, the sky-all things tending towards the eternal or what we imagine of it”. Karena kita gak pernah tau siapa atau apa yang bakal kita temui dalam perjalanan. Bisa saja buruk, bisa saja baik.

3.       127 Hours (2010)

           
Nah! Kalo yang ini bergenre biographical survival drama yang disutradarai oleh Danny Boyle. Sedikit tentang petualangan film yang satu ini. Namanya juga biographical, berarti ini kisah nyata donk! Memang..kisah nyata dari canyoneer Amerika bernama Aron Ralston yang terperangkap selama 127 jam di celah batu yang pada akhirnya memutuskan untuk memotong tangannya dengan pisau karena terjepit oleh batu. Kejam nie ceritanya! Asli! Apalagi pas adegan potong tangan nya! Film ini secara keseluruhan emang wajib nonton karena kita bakal disuguhi gambar yang bersih dan tentunya keren serta acting yang ciamikk juga dari James Franco. 

4.       Vertical Limit (2000)

Pecinta gunung dan petualangan kayaknya wajib nonton film ini. Bergenre thriller action, disutradarai oleh Martin Campbell dan dibintangi oleh sederet aktor dan aktris seperti Chris O’Donell, Bill Paxton, Robin Tunney, dan Scott Glenn. Bercerita tentang pendaki gunung bernama Peter Garett (Chris O’Donell) yang harus menyelamatkan adiknya Annie (Robin Tunney) dan tim nya di gunung K2. K2 sendiri merupakan gunung tertinggi ke-2 di dunia dan konon gunung “terkejam di dunia”.  Terletak di bagian Karakoam dari Himalaya antara Pakistan dan Republik Rakyat Cina. Kenapa “terkejam” karena konon cuaca yang sangat buruk dan telah banyak mengakibatkan korban jiwa. Ketinggian nya mencapai 8.611 meter dan lebih tinggi jika dibandingkan Everest. Mendaki gunung memang lebih banyak membutuhkan banyak persiapan, dari mental dan fisik.

5.       3 Hari untuk Selamanya (2007)

           
Kalo yang ini asli bikinan orang Indonesia, produksi lokal aja.  Kenapa aku tulis karena apa yang digambarkan dalam film ini sangat dekat dengan keseharian orang-orang muda pencari jati diri yang pada akhirnya terjebak dalam perjalanan 3 hari pengubah segalanya. Ada yang bilang traveling itu bisa mendekatkan satu sama lain. Kurang lebih aku setuju sie karena keluarga kita ya partner traveling kita selama dalam perjalanan. Film ini juga gitu,menceritakan perjalanan dua sepupu Yusuf (Nicholas Saputra) dan Ambar (Adinia Wirasti). Perjalanan dari Jakarta menuju Yogyakarta yang hanya memakan waktu satu hari, menjadi 3 hari perjalanan yang mengubah segalanya. Riri Riza sebagai sutradara mengangkat tema post-adolescent dalam bentuk road movie. Aku menyebutnya penemuan jati diri dalam sebuah perjalanan hehe..

6.       Sanctum (2011)

           
Nie film yang bikin aku susah nafas dari awal sampai akhir. Gimana enggah?! Hamper sebagian adegan nya ada di air dan dalam air hehe…ceritanya tentang para penyelam yang melakukan penyelaman ke bawah air dalam gua. Nah! Kan susah nafas bener..setting nya asli bikin males buat caving! Hehe..tapi memang film ini secara visual keren jadi penonton bakal ngerasa bener-bener ada di bawah air dengan skala ribuan meter. Film ini disutradarai oleh Alister Grierson, dan dibintangi oleh Richard Roxburgh.
 





Sumber:
Matadornetwork.com/url?sa=t&q=traveling is a brutality..
en.wikipedia.org
milesfilms.net
http://ecx.images-amazon.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hi Lawu Hi!

Gunung Lawu yang mempunyai  ketinggian 3265 MDPL ini berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur,yaitu di kawasan Karang anyar (Wonogiri-Jateng) dan Magetan (Jawa Timur). Sore hari yang cerah menemani perjalanan ke basecamp Lawu yang berjarak sekitar 2 jam an dari tempat saya dan teman-teman berkumpul. Kabut tebal menyambut hangat saat kami baru sampai di base camp. Suasana di sekitar base camp Cemoro Sewu saat itu terbilang ramai. Banyak muda-mudi yang melewatkan sorenya untuk sekedar berkumpul di area tersebut, tak heran karena mungkin persis di depan base camp merupakan jalur perbatasan antar propinsi. Saya dan beberapa teman memilih untuk nongkrong di warung kopi sembari menunggu teman-teman yang masih dalam perjalanan menuju base camp. Sebelummnya karena kami sampai terlalu sore, maka pendakian diputuskan untuk dimulai setelah waktu maghrib. Cuaca cerah namun berkabut menemani pendakian kami malam itu. Sekitar pukul 7 dan dimulai dengan doa bersama, kami mulai m

Tepi Campuhan

     *dua mingguan sebelum Bali,badan drop,gejala typhus* “Jadi ..Ma..kamu jadi ke Ubud, ngapain?” “Aku mau tracking di Campuhan” “ye..udah gitu doank..kamu jauh-jauh ke Ubud cuma mau tracking di Campuhan..emang di Jawa gak ada tempat buat tracking ?” “ya..gak tau ya..aku tujuan utama si itu..you know it’s like falling in love at first sight, aku harus kesana” jawabku lempeng “hmmm…” temanku sedikit menggugam       *dia, partner traveling (whatsaap)* “Ndo, gimana kondisimu?baikan belum?” “udah ke dokter, disuruh bed rest…harus sembuh, terlanjur beli tiket hehehe” “Bali jangan dipikirin dulu..cepet sembuh,bed rest…hug..hug..hug” “…… …… …… ……. …… ……. …… ……. ……… ……….” lelap *malam sebelum Bali* “everything is fine..everything in control..enjoy the journey..gak ada yang tertinggal…gak ada” menggumam *********************************************** *Bali hari terakhir* Hari terakhir di Bali, kami habiskan dengan menikmati Ubud saja, hanya Ubud.

Senja Di Namsan

Hari pertama di Seoul, belum sampai setengah hari. Dan sore   itu kami bergegas menuju Namsan Tower. Tak pernah terpikirkan bahwa Korea Selatan menjadi negara kesekian yang berhasil aku kunjungi. Cuaca begitu dinginnya dan ini merupakan pengalaman pertamaku merasakan kejamnya musim dingin di negara yang terkenal dengan industri K-Pop nya ini. Menikmati Namsan juga bukan perkara mudah, kita diharuskan menggunakan kereta gantung menuju menara utama. Tidak untuk yang takut ketinggian, karena kereta gantung di Namsan bisa terbilang cukup tinggi. Bagaimana tidak menara utamanya terletak di atas perbukitan. Kami sampai di ujung bukit, tepat saat senja. Sungguh landscape yang cukup cantik. Sore itu cuaca sungguh dingin buatku, tapi di sisi lain langit begitu cantiknya. Banyak sekali orang disini, sebagian besar berpasangan. Melihat mereka sungguh membuatku haru. Ada banyak bahagia yang bisa kita lihat di wajah mereka, itulah mengapa gembok-gembok cinta dibuat disini. Aku tertegun